wisuda program pasca 2012

wisuda program pasca 2012
foto bersama

Selasa, 04 Desember 2012

Menajdikan Anak Bermasalah menjadi Berpotensi

-->
Menjadikan Anak “Bermasalah” Menjadi “Berpotensi”
Oleh: PKM Kesiswaan


Judul tulisan ini dikutip dari seorang tokoh pendidikan bernama Munif Chatif, beliau dalam beberapa tulisannya selalu menyatakan bahwa anak didik memiliki kecerdasan yang beragam. Jika kcerdasan yang beragam tersebut digali secara terus-menerus dengan cara yang tepat dan cepat, maka akan muncullah manusia-manusia cerdas dan unggul. Untuk menggali kecerdasan yang beragam tentu saja diperlukan tenaga pendidik yang profesional. Tenaga pendidik yang profesional tidak cukup hanya mengantongi sertifikat pendidik sebagaimana termaktup dalam Undang-undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen, tetapi lebih dari itu pendidik harus memiliki krakter yang baik, selalu bersedia untuk belajar, selalu teratur membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar dan selalu tertantang untuk meningkatkan kreatifitas anak didik.
Seringkali teman-teman guru ketika duduk santai bersama di ruang istirahat menumpahkan keluh-kesahnya setelah menyampaikan materi pelajaran di kelas masing-masing, bahkan selalu ada cerita menarik untuk didiskusikan. Diantara tema cerita tersebut menyangkut anak didik yang diajar setiap hari di sekolah. Berbagai masalah yang terjadi hampir saja membuat guru frustasi akibat perbuatan anak didik yang tidak diinginkan itu. Sesungguhnya para guru menginginkan anak didiknya menjadi anak yang baik dan cerdas, tetapi tidak sedikit guru akhir-akhir ini yang di meja-hijaukan  gara-gara tidak sanggup menahan  emosi, amarah lantaran anak didiknya selalu berbuat masalah. Disamping kecerdasan anak yang beragam, berbagai masalahpun yang di terjadi pada anak didik juga beragam. Ada yang suka ngomong sendiri pada saat pelajaran berlangsung, ada yang enggan  mengerjakan tugas, selalu meninggalkan kelas pada saat pelajaran berlangsung, sering bolos tanpa keterangan yang jelas, sering bikin kegaduhan pada saat istirahat, tidak patuh terhadap tata tertib serta sederet masalah lain yang tidak bisa disebutkan semuanya.
Segudang masalah yang menimpa anak didik kita tentu saja tidak selamanya merupakan  kesalahan dan  kelalaian anak didik, tetapi perlu diingat barangkali sistem pembelajaran yang diterapkan selama ini tidak sesuai dengan gaya mereka belajar. Sehingga anak menjadi tidak tertarik pada materi pelajaran yang ujung-ujungnya berbuat masalah. Guru dalam hal ini harus selalu membuat sebuah terobosan pembelajaran yang menarik, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran yang awalnya terpusat pada guru seharusnya beralih pada pemberian kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa. Pemberian kesempatan yang lebih kepada siswa tentu saja menjadi ketertarikan tersendiri bagi anak didik, karna merasa diperhatikan yang pada akhirnya akan timbul rasa senang, tertarik terhadap materi tersebut.
Mengubah anak bermasalah menjadi berpotensi tentu saja bukan pekerjaan yang mudah, karna hampir tidak ada rumus yang pasti untuk melakukannya. Tetapi ini bisa dilakukan, dengan catatan menurut Chotif Munif guru harus senantiasa bersedia untuk belajar, menyesuaikan gaya mengajar dengan gaya mereka belajar sebagaimana diterapkannya metode ini oleh wali songo ketika menyebarkan ajaran agama islam, yang menyebarkan dengan cara-cara yang santun dan hampir dipastikan untuk memudahkan diterimanya ajaran islam selalu menyesuaikan dan bahkan masuk pada dunia mereka sebagai bagian dari mereka sehingga pada akhirnya semua yang dibawa oleh wali songo bisa diterima.
Sekurang-kurangnya ada tiga syarat dalam mengatasi masalah yang terjadi pada anak didik barang kali bisa diterapkan dalam dunia pendidikan antara lain; guru harus bersikap tenang dalam menyelesaikan masalah, guru harus berbuat penuh kasih sayang pada anak didik dan guru harus memahami anak didik sebagai pribadi yang berkembang.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar